Rabu, 08 Juni 2011

Beri Anak Permainan Edukatif


Tribunnews.com - Minggu, 5 Juni 2011 15:32 WIB
Ilustrasi anak bermain
TRIBUNNEWS.COM -PSIKOLOG anak dan play therapist dari Universitas Indonesia, Dra Mayke, menjelaskan, tumbuh kembang anak dapat dipantau dan diukur dari tumbuh, aktif, dan tanggap (TAT).

"Untuk pertumbuhan fisik, diperlukan gizi yang tepat. Satu di antaranya melalui susu untuk mendukung tumbuh kembang batita. Tumbuh dan kembang pada masa batita (1-3 tahun) terjadi secara pesat ditandai dengan ketiga aspek tersebut," ungkap Mayke dihadapan peserta yang hadir dalam seminar nasional bertajuk Batita Indonesia Tumbuh Aktif Tanggap di PCC, yang diselenggarakan Nestle Dancow pekan lalu.

Dia menambahkan, tumbuh terjadi perubahan secara kuantitatif. Misalnya bertambah berat, tinggi, jumlah gigi dan sebagainya. Sedangkan kembang, terjadi perubahan secara kualitatif. Seperti meningkatnya kemampuan anak dalam keterampilan, kepintaran, dan kemandirian, pergaulan, kendali diri dan PD.

Selain gizi, permainan stimulasi dan mainan juga penting diberikan guna tumbuh kembang anak yang optimal. Satu di antaranya bentuk stimulan yang baik untuk mengembangkan aspek motorik halus dan kasar seorang anak, adalah dengan memberikan permainan edukatif. Seperti permainan mengenal warna, bentuk, dan lainnya.

"Bermain merupakan hak anak dan ini sama pentingnya dengan pendidikan itu sendiri. Bermain yang melibatkan interaksi akan merangsang pola pikir anak, juga melatih kecerdasan emosi mereka," jelas Mayke.

Peranan lingkungan sangat penting dalam tumbuh kembang anak melalui asupan gizi yang seimbang dan stimulasi yang tepat. Untuk menciptakan seorang anak tumbuh aktif dan tanggap dapat dicapai dengan perkembangan maksimal.

"Asah, asih, asuh, dari orangtua terhadap anaknya dapat mempengaruhi perkembangan anak itu sendiri. Pola asuh yang baik, peka, dan tanggap, serta dapat membina hubungan dua arah yang baik dengan sang anak, maka perkembangan maksimal dari anak tentunya akan mudah tercapai," jelasnya.

Guru Besar Ilmu Pangan dan Gizi, Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ali Khomsan MS, menambahkan semakin baik pengasuhan yang diberikan orangtua kepada anaknya semakin baik status gizi anak dan semakin baik pula kualitas perkembangan anak.

"Pola asuh ibu terhadap anaknya menjadi hal penting untuk mendukung tumbuh kembang anak," papar Ali Khomsan. Ia menjelaskan pengasuhan di sini didefinikan sebagai cara-cara memberi makan, merawat, mengajarkan kebersihan, dan lain-lain yang dilakukan oleh ibu atau anggota keluarga lainnya.

Editor: Anita K Wardhani   |  Sumber: Tribun Pontianak

Pemerintah Rekomendasikan Petunjuk Keamanan Mainan Anak

Seorang anak mencoba permainan yang ditawarkan dalam pameran "Indonesia Maternity dan Baby Expo" di Jakarta Jumat (20/11). Pameran ini menargetkan keuntungan Rp. 1 Milyar hingga Rp. 3 Milyar. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO Interaktif, Jakarta -Kementerian Perindustrian akan merekomendasikan kepada Kementerian Perdagangan untuk mengenakan kebijakan safeguard terhadap impor produk mainan asal Cina. "Kami akan memberikan rekomendasi, tetapi kementerian perdagangan yang menyesuaikan kebijakannya," kata Menteri Perindustrian M.S. Hidayat di Jakarta, Rabu (29/12).   
Kementerian perindustrian sudah mengajukan catatan kepada menteri perdagangan terkait barang-barang konsumsi impor yang diduga memiliki kualitas di bawah standar. Saat ini sedang dilakukan kajian terhadap barang-barang tersebut dan rekomendasi lebih lanjut akan disampaikan kepada kementerian. Kementerian perdagangan juga sedang melakukan razia terhadap produk di bawah standar.

Banjir mainan anak impor dari Cina sempat beberapa kali dikeluhkan oleh kalangan pengusaha karena dianggap memukul industri mainan anak di dalam negeri. Volume ekspor mainan anak juga terus turun sementara impor terus naik. Kementerian perindustrian mencatat volume ekspor mainan anak-anak tahun ini hanya rata-rata 300.000 per bulan, sedangkan volume impor bisa mencapai 1,5 juta per bulan.

Selain merekomendasikan pengenaan safeguard, sebelumnya kementerian juga merancang pemberlakuan standar nasional Indonesia (SNI) wajib untuk produk mainan anak. SNI wajib rencananya akan berlaku mulai awal tahun depan untuk seluruh mainan anak-anak di bawah 14 tahun. Rancangan SNI saat ini sedang dikaji oleh badan standarisasi nasional.

Ketua Umum Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (Apmenti) Dhanang Sasongko mengatakan impor mainan ilegal memang sempat naik namun kembali turun beberapa waktu lalu. “Karena produsen Cina kena pungli yang besar sekali di sini sehingga mereka sekarang hati-hati," katanya. Ia juga mencatat sebelum kebijakan Asean-Cina Free Trade Area diberlakukan, impor mainan ilegal naik sampai 40 persen.

Tahun ini impor mainan yang masuk secara ilegal hanya naik lima persen. Dhanang memperkirakan pasar mainan nasional akan meningkat cukup besar tahun depan seiring bertambahnya jumlah lembaga pendidikan di Indonesia. Hal ini akan mendorong peningkatan kebutuhan mainan anak.

Namun masih ada beberapa persoalan yang akan dihadapi industri mainan, terutama sulitnya mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan. Perbankan biasanya meminta produsen menyediakan jaminan tertentu yang seringkali sulit dipenuhi. Padahal pinjaman ini diperlukan untuk pengadaan bahan baku dan merekrut sumber daya manusia. 

Mainan edukatif



Mainan edukatif (Alat Permainan Edukatif / APE) seperti building block yang terdiri dari balok-balok dengan beberapa bentuk seperti segi tiga, segi empat, persegi panjang, setengah lingkaran, bisa memacu kreatifitas dan konsentrasi anak. Bagian-bagian tersebut bisa disusun sesuai dengan imaginasi mereka seperti membangun benteng, rumah, istana, dll. Jangan remehkan hasil kreasi mereka, karena tak sedikit anak yang mampu membuat bangunan yang sangat bagus.
contoh mainan yang kami produksi.